Dune Part Two: Sengaja Mengurangi ‘Nuansa Muslim’

Zeinal Wujud, 12 Maret 2024

Dune Part Two: Sengaja Mengurangi ‘Nuansa Muslim’Film & TV
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Dune Part Two membawa kita kembali ke planet Arrakis, sebuah perjalanan yang mempertemukan penonton dengan dunia yang penuh tantangan dan misteri.

Dalam narasi yang dipenuhi dengan keberanian, pengkhianatan, dan takdir, film ini membuka lembaran baru dari kisah Paul Atreides. Di dalamnya tersemat nuansa-nuansa yang mendalam dari kebudayaan Timur Tengah, Afrika Utara, dan Islam.

Namun, di balik gemerlapnya dunia fiksi yang disentuh estetika ala barat, terdapat kritik terhadap representasi dan pengakuan terhadap sumber inspirasinya.

Baca juga:

Terinspirasi Kemudian Membatasi – Dune Part Two

Film Dune Part Two

Dalam perjalanan melintasi gurun pasir Arrakis, kita disuguhi pemandangan yang kaya akan rincian budaya.

Dari adat-istiadat orang Fremen hingga kepercayaan spiritual yang terwujud dalam dialog dan tindakan, pengaruh dari kebudayaan Timur Tengah dan Afrika Utara begitu nyata.

Namun, di balik kemegahan visual ini, terdapat kekosongan dalam representasi aktor dan pengakuan atas sumber inspirasinya.

Salah satu kritik utama terhadap Dune Part Two adalah kurangnya kehadiran aktor dari latar belakang Timur Tengah, Afrika Utara, atau bahkan dari komunitas Muslim di peran-peran utama.

Meskipun Fremen secara kultural mirip dengan komunitas-komunitas tersebut, keputusan untuk tidak memilih aktor yang sesuai dengan latar belakang etnis ini menuai kekecewaan dari penonton.

Banyak yang berharap representasi dari film Dune harusnya bisa lebih autentik.

Penggunaan Bahasa dan Ikonografi dalam Dune Part Two

Dune Part Two

Dalam penafsiran visualnya, Dune Part Two memperlihatkan kemiripan yang mencolok dengan budaya dan bahasa dari wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.

Frasa dan kata-kata yang terinspirasi dari bahasa Arab, serta simbol-simbol keagamaan yang ditemui dalam film, banyak yang diubah karena permintaan editor untuk mengurangi “nuansa Muslim”.

Sebagai contoh kata yang ditemukan di bukunya dan diganti di filmnya adalah kata ‘jihad’, yang artinya ‘perjuangan’ dalam bahasa Arab.

Namun, kata ini diubah oleh penulis naskah menjadi “perang suci”. Kemungkinan kata ‘jihad’ sekarang ini mengalami pergeseran makna dan menjadi identik dengan kekerasan dan teror.

Dune Boleh saja Beragama Islam, Namun Tidak Terlalu Muslim

Dune

Dalam era di mana kesadaran akan representasi kultural semakin meningkat, Dune Part Two menjadi sorotan bagi perdebatan tentang penghargaan dan pengakuan atas sumber inspirasi kultural.

Meskipun mengagumkan dalam aspek visual dan naratifnya, film ini memunculkan pertanyaan yang penting tentang tanggung jawab dalam merepresentasikan keberagaman budaya dalam karya seni.

Film ini hanya membuang inspirasi budayanya dengan tujuan estetika orientalis yang eksotik, namun komunitas di negara asalnya didiskriminasi.

Dune: Part Two sedang tayang di bioskop seluruh Indonesia.

Baca juga:

Ikuti akun resmi GAMEFINITY di Facebook, Instagram dan TikTok untuk mendapatkan informasi terupdate.

GAMEFINITY.ID menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

author avatar
Zeinal Wujud SEO Content Writer
Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: