Film Siksa Kubur: Salah Paham Tafsir Agama Berujung Fatal

Zeinal Wujud, 15 Mei 2024

Film Siksa Kubur: Salah Paham Tafsir Agama Berujung FatalFilm & TV
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Film Siksa Kubur dibuka dengan adegan seorang pria misterius beransel dan mengenakan headset tetiba datang ke toko roti milik Sita.

Dengan nafas tersenga-senga dan tatapan penuh ketakutan, pria misterius itu bengong di hadapan meja kasir.

Adil, abang Sita, melihat pria misterius itu. Ia memberikan air minum. Sementara Sita asyik mengurusi roti-roti. Pria misterius itu meminum air dengan tatapan kosong.

Lantas, ia mengeluarkan pita kaset dari sakunya dan menaruhnya di hadapan Adil. Tanpa sepatah katapun ia meninggalkan Adil yang terperanga melihat tingkah laku orang asing itu.

Adil yang penuh tanda-tanya terus memperhatikan langkah demi langkah pria misterius itu. Wajah pria misterius itu perlahan menghilang dari kaca toko.

Sementara Sita sedang berseteru dengan pengunjung toko yang hendak mencuri uang di mesin kasir. Ia kaget melihat orang itu mengambil uang toko, sontak ia berteriak: “maling! maling!”

Orang tua Sita yang sedang memanggang roti sontak berlari keluar toko mengejar pencuri itu. Adil dan Sita hanya melongo melihat kedua orang tuanya itu berlalu.

Tak lama berselang, dari dalam toko Sita dan Adil melihat sebuah ledakan hebat terjadi di luar.

Ledakan itu menewaskan kedua orang tua mereka. Belakangan diketahui ledakan itu berasal dari bom bunuh diri pria misterius.

Pria misterius itu nekat melakukan bom bunuh diri setelah mendengarkan suara rekaman ‘siksa kubur’. Ia takut bila mati nanti akan merasakan siksa kubur, karena selama hidupnya penuh dengan dosa.

Demi menghindari siksa kubur ia “berjihad atau mati di jalan Allah” dengan cara bom bunuh diri. Pria misterius itu menyangka dirinya akan terhindar dari siksa kubur bila “berjihad”.

Baca juga:

Menelan Dogma Tanpa Dicerna

Reza Rahardian Film Siksa Kubur

Mereka yang menganggap bom bunuh diri sebagai jalan jihad berpegang teguh pada sebuah firman Allah yang memerintahkan kaum muslimin untuk membunuh orang musyrikin.

“Wahai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir di sekitarmu dan hendaklah mereka merasakan sikap tegas darimu. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. — Surat at-Taubah ayat 123.

Sepintas ayat itu memerintahkan kaum muslimin untuk memerangi orang-orang kafir, orang yang tidak seiman. Tentu penafsiran konsep agama seperti ini salah kaprah.

Dalam menafsirkan ayat Al-Quran ada yang namanya asbabun nuzul atau sebab turunnya ayat.

Ayat surat at-Taubah ini turun saat peristiwa perang Tabuk pada bulan Rajab tahun kesembilan. Perang ini bermula ketika tentara Romawi al-Armarmiyyah bermaksud menghentikan laju Islam.

Peristiwa ini menegaskan adanya musuh di luar Arab sehingga membutuhkan ketegasan dan sikap taktis dari umat Islam.

Jika ditarik pada konteks zaman ini tentu tidak tepat ayat tersebut digunakan sebagai pegangan kelompok tertentu dalam membunuh orang kafir.

Padahal, arti dari Islam itu sendiri secara bahasa dapat diartikan sebagai “damai”. Dari segi bahasa itulah tentu tidak mungkin Islam mengajarkan untuk melakukan pembunuhan secara serampangan.

Baca juga:

Salah Tafsir Berujung Petaka – Film Siksa Kubur

Sita di Film Siksa Kubur

Salah menafsirkan ajaran agama tentu dapat berujung fatal, bukan hanya pada diri sendiri tetapi bagi orang banyak.

Dalam konteks bom bunuh diri, banyak orang yang tidak berdosa, bukan hanya orang kafir—tapi kaum muslimin—menjadi korban jiwa.

Pada film siksa kubur, kedua orang tua Sita itu turut menjadi korban jiwa bom bunuh diri. Padahal mereka orang Islam, dan tidak berdosa.

Kematian orang tua Sita itu berdampak panjang pada kehidupan anaknya.

Sita menjadi orang yang tidak percaya agama. Ia menganggap bahwa agama hanya membawa manusia ke jurang kematian.

Sita pun tidak meyakini bahwa siksa kubur sebagaimana diajarkan dalam agama benar-benar ada. Ia menghabiskan masa hidupnya untuk mencari orang paling berdosa di dunia.

Sita bekerja di panti jompo. Ia ingin bertemu dengan sosok pendosa yang sebentar lagi mati. Sita mau membuktikan bahwa siksa kubur hanya omong kosong belaka.

Dalam film siksa kubur itu, Sita ikut mengubur diri bersama Pak Wahyu—orang yang dianggapnya paling berdosa karena melecehkan para santri.

Ia membawa kamera untuk merekam situasi di dalam kubur. Dirinya mau tahu apakah sosok Wahyu mendapatkan siksa kubur.

Plot twist film ini menunjukkan bahwa Sita yang berada di dalam kubur benar-benar merasakan siksa kubur.

Ia melihat tubuh Pak Wahyu disiksa malaikat. Ternyata Sita pun sudah meninggal karena kehabisan oksigen dan digigit ular.

Temukan artikel lainnya dan Ikuti Gamefinity di Facebook, Instagram dan TikTok untuk update terbaru.

Jangan lewatkan top up di Gamefinity dengan harga murah untuk pengalaman gaming yang lebih seru!

Sumber:

  1. UIN Sunan Kalijaga
  2. NU Online
author avatar
Zeinal Wujud SEO Content Writer
Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: